Suyuti Sebut Produksi Jagung Gorontalo Bisa Tembus 1,5 Ton Pertahun, Jika..

REDAKSI
 

HESTEK.CO.ID – Anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari Daerah Pemilihan III Kabupaten Gorontalo A, Suyuti, menekankan pencapaian target produksi jagung sebesar 1,5 juta ton pertahun hanya bisa terwujud jika pemerintah memberikan dukungan secara menyeluruh kepada para petani.

Pernyataan ini disampaikan dalam rangkaian kegiatan reses masa sidang ketiga tahun 2024–2025, yang digelar di markas Brigade Alsintan milik UPTD Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, di kawasan Bandara Djalaluddin, Rabu (25/6/2025).

banner 120x600

Menurut Suyuti, berdasarkan data dari UPTD luas lahan jagung di Provinsi Gorontalo mencapai 136 ribu hektare. Jika hasil produksi petani 5 ton per hektare, maka potensi panen permusim bisa mencapai 630–680 ribu ton, atau sekitar 1 juta ton lebih per tahun.

“Maka pemerintah harus hadir dengan cara menjamin stabilitas harga dan menyediakan sarana produksi. Tidak cukup hanya mendorong peningkatan produksi, apalagi kalau panen melimpah harga jatuh, petani tetap merugi,” jelas Suyuti.

Ia juga menyoroti peran Bulog yang dinilai belum optimal dalam menyerap hasil panen karena terkendala ketentuan kadar air yang harus di bawah 14%. Untuk mengatasi hal ini, ia mendorong adanya kolaborasi strategis antara daerah penghasil jagung dengan koperasi seperti Koperasi Merah Putih agar distribusi dan rantai pasok berjalan lebih efisien.

Masalah lain yang diangkat adalah terbatasnya fasilitas penyimpanan hasil panen. Menurutnya, kapasitas gudang milik Bulog tidak mampu menampung seluruh hasil panen petani, sementara pihak swasta kerap bermain dalam penentuan harga pasar.

“Gudang kita sangat terbatas. Bulog tidak mampu menyerap semua, dan swasta malah ikut menentukan harga seenaknya. Ini harus segera dibenahi agar petani tidak terus dirugikan,” katanya.

Selain itu, Suyuti menyoroti tingginya biaya operasional dan perawatan alat pertanian seperti traktor dan combine harvester, terutama di medan yang sulit. Ia juga mengaitkan peningkatan belanja alat dengan perlunya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kalau kita terus tambah alat, sementara PAD tidak naik, ya sama saja timpang. Harus seimbang antara pengeluaran dan pemasukan,” tegasnya.

Sebagai langkah lanjut, Suyuti menyampaikan bahwa DPRD akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk membahas secara teknis berbagai permasalahan tersebut. Tujuannya adalah merumuskan strategi percepatan swasembada pangan, terutama jagung, di Gorontalo.