HESTEK.CO.ID – Meski dikenal sebagai salah satu daerah yang cukup berhasil di bidang pendidikan, Kota Gorontalo ternyata masih menyimpan persoalan serius. Data Dinas Pendidikan Kota Gorontalo mengungkap, sebanyak 2.200 anak tercatat tidak sekolah atau mengalami putus sekolah.
Fakta tersebut terungkap dalam rapat Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Gorontalo tahun 2025–2029, yang berlangsung di Aula Utama DPRD Kota Gorontalo pada Senin (4/8/2025).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo menyebutkan, angka tersebut mencakup beberapa kategori.
“Dari data yang ada di kami, masih sebanyak 2.200 anak yang tidak sekolah dan putus sekolah. Ada beberapa kategori dalam data tersebut, misal sebanyak 943 anak belum pernah sekolah, dan ada kategori anak yang putus sekolah dengan alasan menikah di usia produktif sekolah,” ungkapnya dalam forum Pansus.
Pernyataan tersebut langsung disambut serius oleh Ketua DPRD Kota Gorontalo, Irwan Hunawa, yang turut hadir dalam rapat. Ia menegaskan bahwa meski secara persentase Kota Gorontalo merupakan yang terkecil di Provinsi Gorontalo, persoalan ini tetap menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan.
“Memang secara global Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo terkecil dari semua daerah. Akan tetapi ini bukan sebuah prestasi, namun tantangan dan persoalan di internal Dinas Pendidikan,” kata Irwan.
Irwan juga mempertanyakan komitmen dan strategi jangka panjang Dinas Pendidikan dalam mengatasi masalah tersebut.
“Pertanyaan saya, apakah ke depan angka anak tak sekolah dan putus sekolah akan bertambah atau berkurang? Apakah rencana program di Dinas Pendidikan akan selaras dengan visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota?” tambahnya.
Isu pendidikan menjadi salah satu pembahasan utama dalam forum Pansus RPJMD kali ini, seiring dengan harapan agar seluruh program ke depan benar-benar menyentuh persoalan nyata di lapangan.
