HESTEK.CO.ID – Anggota DPRD Kota Gorontalo, Totok Bachtiar, menyatakan dukungan penuh terhadap sikap Wali Kota Gorontalo yang melarang penampilan waria dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan RI tahun 2025.
Usai rapat Pansus DPRD yang digelar pada Senin (4/8/2025), Totok menegaskan bahwa larangan tersebut sejalan dengan karakter Kota Gorontalo sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan budaya adat.
“Pemerintah perlu bersikap tegas hingga ke level kecamatan, kelurahan, dan RT/RW,” ujar Totok.
Politisi dari Fraksi Golkar ini menekankan bahwa kepala wilayah yang terbukti membiarkan penampilan waria dalam kegiatan agustusan harus diberikan sanksi tegas.
“Kalau perlu, lurah yang membiarkan dicopot dari jabatannya,” tegasnya.
Tak hanya soal penampilan waria, Totok juga menyoroti fenomena laki-laki yang mengenakan daster dalam perlombaan agustusan. Menurutnya, hal tersebut tidak mencerminkan etika berpakaian yang sesuai dengan kodrat biologis laki-laki.
“Laki-laki sebaiknya mengenakan pakaian sebagaimana mestinya, bukan sebaliknya,” kata Totok.
Ia menambahkan, Kota Gorontalo sebagai kota yang berlandaskan nilai-nilai agama dan adat harus mencegah sejak dini segala bentuk aktivitas yang dinilai berpotensi merusak moral generasi muda.
“Membiarkan penampilan waria dalam kegiatan publik dapat memberi contoh keliru bagi anak-anak dan remaja. Jika dibiarkan, ini sama saja dengan melegalkan gaya hidup LGBT di ruang sosial masyarakat,” jelasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Gorontalo telah mengeluarkan imbauan agar kegiatan agustusan tidak menampilkan waria atau lomba yang memberi ruang pada bentuk ekspresi gender yang tidak sesuai dengan norma budaya lokal.
Instruksi tersebut menuai beragam reaksi dari masyarakat, sebagian mendukung dengan alasan menjaga norma dan sebagian lainnya menilai kebijakan ini membatasi ruang berekspresi.
