HESTEK.CO.ID — Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan (NPUP) Gorontalo bersama Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Mohuyula Universitas Muhammadiyah Gorontalo menggelar Pelatihan Ecobrick, di UPTD Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talumelito, Senin (30/06/2025).
Mengangkat tema “Ecobrick Convergence: Stop Polusi Plastik”, kegiatan ini diikuti puluhan peserta dari kalangan mahasiswa, komunitas lingkungan, serta masyarakat sekitar TPA. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kesadaran serta memberikan keterampilan praktis dalam mengubah sampah plastik menjadi bahan bangunan alternatif dan produk kreatif bernilai ekonomis.
Ketua panitia pelaksana, Dani, yang juga anggota Mapala Mohuyula, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk kontribusi nyata pemuda dalam menghadapi krisis lingkungan di Gorontalo.
“Kami melihat bahwa isu sampah plastik harus ditangani dari akar, yaitu kesadaran masyarakat. Melalui pelatihan ini, kami ingin menunjukkan bahwa plastik tidak harus berakhir menjadi limbah, tapi bisa menjadi solusi. Terima kasih kepada PLN NP UP Gorontalo yang telah mendukung penuh kegiatan ini,” ujar Dani.
Kegiatan ini turut dihadiri Asisten I Setda Kabupaten Gorontalo, Nawir Tondako, yang menyampaikan bahwa daerah saat ini tengah berada dalam status darurat sampah.
“Gorontalo sedang dalam kondisi darurat sampah. Oleh karena itu, pelatihan ecobrick ini sangat relevan. Harapannya, ini bisa menjadi solusi berbasis masyarakat dan edukatif dalam menangani persoalan sampah,” kata Nawir.
Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo, Zulfikar Y. Usira, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini.
“Tidak semua orang atau lembaga bersedia menyisihkan waktu dan tenaga untuk kegiatan seperti ini. Ini adalah bentuk nyata kepedulian terhadap lingkungan. Kami mendukung penuh,” ungkap Zulfikar.
Kepala Dinas PUPR Provinsi Gorontalo, Aries Ardianto, yang turut membuka kegiatan secara resmi, menekankan bahwa penanganan sampah harus menjadi prioritas utama pembangunan.
“Sampah adalah isu lintas sektor. Jika kita tidak mengelolanya, maka akan menjadi beban generasi mendatang. Pelatihan seperti ini adalah langkah tepat—kreatif dan aplikatif,” tegasnya.
Manager PLN NP UP Gorontalo, Hubertus Tri Adi Nugroho, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang dipegang oleh PLN.
“Kami percaya bahwa energi bersih harus berjalan berdampingan dengan lingkungan yang bersih. Harapan kami, pelatihan ini tidak hanya menghasilkan ecobrick, tapi juga komunitas dan UMKM yang bergerak di bidang daur ulang,” ujarnya.
Kegiatan ini ditutup dengan praktik langsung pembuatan ecobrick oleh para peserta. Sebagai penutup simbolis, hasil ecobrick diserahkan kepada perwakilan pemerintah daerah sebagai bentuk komitmen bersama dalam memerangi polusi plastik di Gorontalo.