Example floating
Example floating
Example 728x250
NewsPolitik

Rencana Budi Arie Gabung Gerindra Picu Penolakan dari Kader Tidar

REDAKSI
11
×

Rencana Budi Arie Gabung Gerindra Picu Penolakan dari Kader Tidar

Sebarkan artikel ini
Budi Arie Setiadi. FOTO IST

HESTEK.CO.ID – Keinginan Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, untuk bergabung ke Partai Gerindra tampaknya tidak berjalan mulus. Penolakan muncul dari organisasi sayap kader muda Gerindra, Tunas Indonesia Raya (Tidar), yang menilai langkah tersebut tidak sejalan dengan semangat perjuangan partai.

Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Tidar, Rocky Candra, menyebut niat Budi Arie bergabung telah menimbulkan kegelisahan di internal kader muda. Menurutnya, Gerindra bukan tempat singgah bagi politisi yang hanya hadir ketika partai sedang berada di puncak kekuasaan.

Example 300x600

“Kami menghormati siapa pun yang ingin berjuang bersama. Tapi Partai Gerindra bukan tempat persinggahan bagi mereka yang baru datang ketika langit politik sedang cerah,” ujar Rocky, Sabtu (8/11/2025).

Rocky menegaskan, penolakan ini bukan ditujukan pada pribadi Budi Arie, tetapi sebagai bentuk komitmen kader muda menjaga kemurnian arah perjuangan partai agar tidak bergeser dari cita-cita awal.

“Gerindra selalu percaya pada semangat rekonsiliasi dan kebangsaan. Tapi ada garis yang tidak boleh dilanggar. Partai ini dibangun dengan idealisme, bukan oportunisme,” tegasnya mewakili kader Tidar di 38 provinsi dan 9 negara.

Rocky menilai langkah Budi Arie yang sebelumnya dikenal sebagai pimpinan relawan pendukung presiden petahana harus disikapi hati-hati agar tidak mengaburkan arah perjuangan partai.

Menurutnya, aspirasi kader Tidar saat ini jelas: menolak jika Budi Arie masuk Gerindra. Ia mengingatkan bahwa sejarah politik Indonesia menunjukkan banyak partai besar melemah bukan karena diserang dari luar, melainkan karena terpecah dari dalam.

“Banyak partai besar yang tumbang bukan karena lawan, tapi karena dipecah dari dalam. Kami tidak ingin Gerindra mengulangi kesalahan itu,” katanya.

Meski demikian, Rocky memastikan seluruh kader tetap percaya pada kebijaksanaan Ketua Umum Prabowo Subianto dan DPP Gerindra dalam menentukan arah politik partai.

“Pak Prabowo selalu mengajarkan kami berpikir jernih, berani berkata benar, dan setia pada akar perjuangan. Kami yakin beliau tahu siapa yang datang dengan niat tulus, dan siapa yang datang sekadar mencari kesempatan,” ujar anggota DPR RI asal Jambi itu.

Rocky menegaskan, Gerindra bukan partai yang dibangun dari kekuasaan, melainkan dari semangat pengorbanan dan kesetiaan kepada rakyat.

“Kami menolak Ketua Projo itu. Kami berjuang sejak partai ini kecil, ketika spanduk kami disobek dan suara kami dihitung dengan air mata. Karena itu, kami ingin memastikan yang datang ke rumah ini juga siap berjuang, bukan sekadar menumpang nama besar Pak Prabowo,” tegasnya.

Ia menambahkan, Gerindra tetap terbuka bagi siapa pun yang datang dengan semangat perjuangan yang sama, tetapi bukan bagi mereka yang hanya mencari tempat di bawah bayang-bayang kekuasaan.

“Pintu Gerindra selalu terbuka bagi perjuangan bersama, bukan untuk kepentingan pribadi. Karena Gerindra adalah rumah perjuangan, bukan tempat menumpang kekuasaan,” tandasnya.

Lebih lanjut, Rocky menjelaskan pentingnya kaderisasi sebagai pondasi menjaga loyalitas dan ideologi partai. Di Tidar, setiap kader wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan berjenjang dari Diklat Tunas 1 hingga Tunas 4 sebagai proses pembentukan karakter dan komitmen perjuangan.

“Tidar menekankan pentingnya proses. Kami ingin setiap kader tumbuh melalui pembinaan yang disiplin dan memiliki komitmen ideologis yang jelas. Itulah cara kami menjaga marwah perjuangan,” pungkas Rocky.

Example 120x600