Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Liputan Khusus

Thomas: Usia 25 Tahun Gorontalo Harus Jadi Titik Evaluasi Arah Pembangunan

Redaksi
6
×

Thomas: Usia 25 Tahun Gorontalo Harus Jadi Titik Evaluasi Arah Pembangunan

Sebarkan artikel ini
Rapat Paripurna Deprov Dalam Rangka HUT Ke 25 Provinsi Gorontalo. FOTO:JUNA/HESTEK

HESTEK.CO.ID — Memasuki usia seperempat abad, Provinsi Gorontalo diharapkan tidak hanya merayakan hari jadinya secara seremonial, tetapi menjadikannya sebagai momentum evaluasi terhadap arah pembangunan daerah ke depan.

Pesan tersebut disampaikan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Thomas Mopill, saat memimpin Rapat Paripurna ke-64 DPRD yang digelar pada Jumat (5/12/2025).

Thomas menilai, perjalanan 25 tahun Provinsi Gorontalo merupakan proses panjang yang dibangun atas kebersamaan masyarakat. Oleh karena itu, menurutnya, keseimbangan antara kemajuan dan nilai-nilai lokal harus tetap dijaga agar pembangunan berjalan berkelanjutan.

Ia menekankan pentingnya menjaga semangat kebersamaan atau huyula sebagai karakter utama masyarakat Gorontalo dalam menghadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya yang semakin kompleks.

“Nilai huyula harus tetap hidup dan menjadi kekuatan bersama dalam membangun daerah, bukan hanya untuk hari ini tetapi juga untuk masa depan Gorontalo,” kata Thomas.

Selain itu, wakil rakyat dari Partai Golkar tersebut juga mengingatkan bahwa pembangunan daerah tidak semata-mata berorientasi pada pertumbuhan, melainkan juga harus berpihak pada pelestarian lingkungan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Warisan budaya dan alam Gorontalo tidak boleh terabaikan. Keduanya harus dijaga seiring dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Sejalan dengan tema HUT ke-25 Provinsi Gorontalo, “Bangun Gorontalo untuk Indonesia Maju”, Thomas berharap Gorontalo mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan identitas dan nilai luhur yang telah mengakar kuat di tengah masyarakat.

Ia menegaskan bahwa falsafah hidup masyarakat Gorontalo, adat bersendikan syara dan syara bersendikan Kitabullah, harus tetap menjadi pijakan utama dalam setiap langkah pembangunan daerah.

“Modernisasi boleh berjalan, tetapi jati diri Gorontalo harus tetap terjaga,” tutup Thomas.