HESTEK.CO.ID – Memasuki musim penghujan, perhatian publik kini tertuju pada Mega proyek pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. MM Dunda Limboto, Kabupaten Gorontalo. Proyek dengan anggaran Rp.28 miliar lebih itu dinilai harus memperhatikan faktor keselamatan kerja lebih serius, mengingat kondisi cuaca ekstrem berpotensi mengganggu kelancaran pekerjaan sekaligus meningkatkan risiko kecelakaan.
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Gorontalo dalam beberapa hari terakhir membuat area konstruksi menjadi licin, berlumpur, bahkan rawan tergenang. Situasi ini tentu menyulitkan para pekerja yang harus beraktivitas dengan alat berat maupun instalasi teknis yang berhubungan dengan listrik.
Sejumlah kalangan mengingatkan pelaksanaan proyek bernilai miliaran rupiah tersebut jangan hanya berfokus pada percepatan fisik semata, tetapi juga wajib menjamin keselamatan para pekerja dan masyarakat sekitar rumah sakit.
“Musim hujan adalah tantangan besar. Kalau aspek K3 tidak ditegakkan secara ketat, resikonya sangat tinggi. Kita bicara bukan hanya tentang pekerja, tetapi juga pasien dan keluarga pasien yang lalu-lalang di sekitar lokasi pembangunan,” kata Pemuda Kabupaten Gorontalo, Andi Taufik, Ahad (14/09/2025).
Menurutnya, kontraktor pelaksana harus menambah perlengkapan pengamanan, mulai dari helm keselamatan, rompi reflektif, sepatu anti-slip, hingga pemasangan rambu-rambu peringatan. Selain itu, sistem drainase sementara perlu diperkuat agar tidak terjadi genangan yang bisa mengganggu pekerjaan dan akses pasien ke rumah sakit.
Aktivitas RSUD Tetap Berjalan
Meski sebagian area rumah sakit sedang dalam tahap pembangunan, RSUD MM Dunda tetap beroperasi seperti biasa. Setiap hari ratusan pasien datang untuk mendapatkan layanan kesehatan, sehingga potensi interaksi antara masyarakat dan aktivitas proyek sangat tinggi.
Pihak rumah sakit pun diharapkan dapat memberikan perhatian lebih maksimal, agar pelayanan terhadap pasien tidak terganggu dengan jalanya proyek tersebut.
“Kami tekankan yang paling utama, jangan sampai proses pembangunan justru mengganggu pelayanan terhadap pasien serta membahayakan keselamatan siapa pun,” jelas Andi.
Lebih jauh ia mendorong agar pemerintah daerah bersama kontraktor memperkuat pengawasan lapangan selama musim hujan. Selain kewajiban menyediakan alat pelindung diri, kontraktor juga dituntut memiliki rencana mitigasi risiko, termasuk kesiapan evakuasi darurat bila terjadi insiden.
Dengan langkah-langkah tersebut, proyek pengembangan RSUD MM Dunda Limboto diharapkan bisa berjalan sesuai jadwal, tanpa mengorbankan keselamatan para pekerja maupun masyarakat sekitar.
Bagi warga Kabupaten Gorontalo, kata Andi, RSUD MM Dunda bukan sekadar fasilitas kesehatan, tetapi juga simbol pelayanan publik yang harus terus ditingkatkan. Karena itu, ia berharap pembangunan berjalan lancar tanpa insiden yang merugikan.
“Kalau pembangunan ini sukses, kita semua akan merasakan manfaatnya. Tapi kalau ada kelalaian sampai menimbulkan korban, tentu kepercayaan masyarakat bisa menurun. Jadi kontraktor dan pemerintah harus benar-benar serius dalam urusan keselamatan kerja,” pungkasnya.