HESTEK.CO.ID – Bagi pasien yang membutuhkan transfusi darah, ketersediaan darah di rumah sakit adalah hal yang sangat krusial. Namun, seringkali muncul keluhan terkait sulitnya mendapatkan darah di bank darah rumah sakit.
Keluhan ini menjadi masalah yang serius, terutama ketika pasien dalam kondisi darurat atau membutuhkan darah segera. Ketidakmampuan rumah sakit untuk membantu keluarga pasien dalam memperoleh darah seringkali menambah beban psikologis dan emosional yang sudah dirasakan oleh pasien dan keluarga.
Salah satu contoh dirasakan seorang pasien Rumah Sakit Aloe Saboe (RSAS) Kota Gorontalo bernama Helena Vera Senduk, seorang pasien patah tulang yang seharusnya segera mendapatkan penanganan operasi namun terkendala tidak adanya stok darah di rumah sakit.
Isman Dunggio, putra Helena Vera Senduk mengeluhkan kesulitannya mendapatkan darah mulai dari bank darah di RSAS Kota Gorontalo dan Palang Merah Indonesia (PMI), hingga operasi patah tulang ibunya tertunda selama tiga hari.
Ia bahkan menyayangkan tidak ada upaya dari RSAS Kota Gorontalo untuk membantu mendapatkan darah. “Kami hanya sebatas diarahkan cara mendapatkan darah, tidak ada bantuan dari rumah sakit,” kata Isman Dunggio, Senin (16/12/2024).
Isman beserta keluarganya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan darah untuk operasi ibunya. Namun apa daya upaya itu tidak membuahkan hasil selama 3 hari.
Dari pengalamannya, kata Isman, kesulitan mendapatkan darah di bank darah rumah sakit dan tidak adanya bantuan rumah sakit dalam mencari darah untuk pasien adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan solusi yang segera.
Rumah sakit, kata Isman, harus berperan aktif dalam memastikan ketersediaan darah yang cukup, menyederhanakan prosedur, serta memberikan dukungan yang diperlukan kepada keluarga pasien.
Isman berharap rumah sakit khususnya RSAS Kota Gorontalo dapat membangun sistem yang lebih baik dan koordinasi yang efisien. Kebutuhan darah diharapkan dapat dipenuhi tepat waktu, sehingga pasien dapat mendapatkan perawatan yang terbaik dan keluarga merasa lebih terdukung.