HESTEK.CO.ID – Puluhan pengemudi ojek online Maxim melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Gorontalo pada Senin, 4 Agustus 2025. Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap sejumlah kebijakan yang dinilai merugikan para driver.
Massa pengunjuk rasa diterima langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Gorontalo, Jamal Ngaro.
Salah satu perwakilan demonstran, Anwar Yusuf, menyampaikan bahwa para driver mempersoalkan kewajiban untuk bergabung dengan koperasi mitra aplikator yang mematok biaya pendaftaran mencapai Rp1,5 juta.
Menurut Anwar, sebelumnya sempat ada koperasi alternatif yang menawarkan biaya pendaftaran lebih rendah. Namun, rencana kerja sama dengan koperasi tersebut tiba-tiba dibatalkan. Aplikator kemudian menjalin kemitraan dengan koperasi lain yang justru menetapkan tarif lebih mahal.
“Baru dua hari, tiba-tiba kerja samanya dibatalkan. Mereka malah pilih koperasi yang tarifnya tinggi, dan itu direkomendasikan oleh Dinas Perhubungan,” ujar Anwar.
Ia juga menyayangkan tidak adanya sosialisasi mengenai biaya tersebut. Bahkan, kata Anwar, driver yang menolak mendaftar berisiko kehilangan akses ke akun mereka.
Tak hanya soal koperasi, para driver juga menyoroti praktik pemasangan stiker branding Maxim pada kendaraan. Anwar menyebutkan bahwa hingga kini tidak ada kejelasan kontrak maupun ketentuan pajak terkait stiker tersebut.
“Kita tidak tahu apakah ada pajaknya atau tidak. Yang kami minta jelas saja, kalau memang harus full branding, tolong ada kontrak dan komisi yang pasti. Nominalnya terserah, yang penting transparan,” tegasnya.
Anwar juga mengungkapkan adanya ketimpangan di antara driver. Mereka yang tidak memasang stiker cenderung jarang mendapatkan orderan, seolah sistem aplikasi membedakan perlakuan terhadap para mitra.
“Ada semacam pengkotak-kotakan. Kalau tidak tempel stiker, orderan susah masuk,” tutupnya.