HESTEK.CO.ID – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkar Pemuda Gorontalo (LPGo), Reflin Liputo, kembali menyoroti maraknya aktivitas tambang emas tanpa izin (PETI) di Pohuwato. Ia menyebut wilayah tersebut kini seolah menjadi ladang emas bagi para pelaku tambang ilegal, sementara penegakan hukum tampak lemah.
“Ditengah janji-janji untuk menertibkan, PETI justru terus berkembang di Kecamatan Dengilo, Desa Hulawa, Buntuliya, hingga Desa Balayo, Patilanggi’o. Di mana sebenarnya para penegak hukum? Apakah terlalu sibuk atau memang sengaja membiarkan?,” kata Reflin Liputo, Minggu (19/1/2025).
Reflin menilai aktivitas tambang ilegal ini berlangsung tanpa hambatan, menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Sungai-sungai tercemar, hutan kehilangan pohon-pohon penyangga, sementara warga setempat hanya bisa pasrah.
“Kami hanya ingin hukum ditegakkan, tidak lebih. Apakah itu terlalu sulit?,” tegasnya.
Reflin juga mengungkapkan adanya dugaan keterlibatan pihak-pihak tertentu yang membiarkan aktivitas PETI di Bumi Panua itu berjalan lancar.
“Puluhan alat berat jenis ekskavator terlihat aktif di lokasi-lokasi itu. Operasi ini berlangsung tanpa rasa takut, seolah mereka memiliki jaminan perlindungan,” ujarnya.
Reflin menilai, pemerintah daerah hanya berputar pada retorika tanpa aksi nyata.
“Setiap kali ditanya, jawabannya selalu ‘kami akan berkoordinasi.’ Sementara itu, excavator terus bekerja siang malam,” kritiknya.
Reflin bahkan menyindir bahwa mungkin tambang harus dibangun di depan kantor aparat agar mereka sadar akan kerusakan yang terjadi. Ia menambahkan, masyarakat setempat tidak memiliki daya untuk menandingi kekuatan dan kepentingan besar di balik operasi tersebut.
“Kerusakan lingkungan ini bukan hanya masalah hari ini. Ini adalah beban yang akan diwariskan kepada generasi mendatang,” tutupnya.