Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Ekonomi & BisnisNews

APBN 2025 Defisit Rp560,3 Triliun

REDAKSI
27
×

APBN 2025 Defisit Rp560,3 Triliun

Sebarkan artikel ini
Menkeu RI, Purbaya Yudhi Sadewa. FOTO IST

HESTEK.CO.ID — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga November 2025 mengalami defisit sebesar Rp560,3 triliun atau setara 2,53 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit tersebut terjadi karena realisasi pendapatan negara yang masuk ke kas negara baru mencapai Rp2.351,5 triliun, sementara belanja pemerintah telah menembus Rp2.911,8 triliun.

“Dengan perkembangan tersebut, defisit APBN tercatat sebesar Rp560,3 triliun atau 2,53 persen terhadap PDB. Ini masih dalam batas yang terkelola dan sesuai dengan desain APBN kita,” ujar Purbaya dalam Konferensi Pers APBN Kita di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (18/12).

Purbaya menjelaskan, meskipun mencatatkan defisit, kondisi fiskal nasional dinilai masih terjaga. Hal ini tercermin dari keseimbangan primer yang tetap berada di zona positif, yakni sebesar Rp82,2 triliun, atau sekitar 74,8 persen dari target APBN 2025.

Dari sisi penerimaan, Kementerian Keuangan mencatat realisasi pendapatan negara telah mencapai 82,1 persen dari outlook 2025, dengan total target penerimaan negara tahun ini ditetapkan sebesar Rp2.865,5 triliun.

Pendapatan negara per November 2025 bersumber dari penerimaan pajak sebesar Rp1.634,4 triliun, kepabeanan dan cukai Rp269,4 triliun, serta pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp444,9 triliun.

Sementara itu, realisasi belanja negara hingga November 2025 telah mencapai Rp2.911,8 triliun, atau 82,5 persen dari total pagu anggaran tahun ini sebesar Rp3.527,5 triliun.

Purbaya merinci, belanja pemerintah pusat tercatat sebesar Rp2.116,2 triliun, setara 79,5 persen dari pagu yang tersedia. Adapun transfer ke daerah (TKD) telah terealisasi sebesar Rp795,6 triliun, atau 92,1 persen dari alokasi APBN 2025.

Pemerintah memastikan pengelolaan fiskal tetap diarahkan secara hati-hati untuk menjaga stabilitas ekonomi, kesinambungan fiskal, serta mendukung pembiayaan program prioritas hingga akhir tahun anggaran.