Share :
HESTEK.CO.ID – Kota Gorontalo menjadi salah satu kota yang masuk di 10 kota percontohan Climate Resilient and Insclusive Cities (CRIC) di Indonesia.
Hal itu disampaikan Wali Kota Gorontalo Marten Taha, saat memberikan sambutan pada kegiatan panel ahli dan pelatihan tematik CRIC – ketahanan perkotaan dan sistem peringatan dini, Selasa (5/4/2024).
“Sehingga kita ada 10 potensi bencana di Gorontalo. Oleh karena itu kami sudah siap untuk mengahadapi kondisi ini, ada 3 kecamatan di Kota Gorontalo meliputi: Kecamatan Dumbo Raya, Hulonthalangi, Kecamatan Kota Timur yang berada di daerah garis patahana dan sesar gempa, sehingga kami sudah melakukan berbagi upaya dalam menghadapi permasalahan tersebut,” kata Marten Taha.
CRIC adalah proyek 5 tahun yang bertujuan mempromosikan kerja sama yang unik dan jangka panjang melalui konsep Triangular Cooperation antara kota dan pusat penelitian di Eropa, Asia Selatan (India, Nepal, Bangladesh), dan Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thariand). CRIC saat ini tengah diterapkan di 10 kota percontohan di Indonesia yaitu: Bandar Lampung, Banjarmasin, Cirebon, Gorontalo, Kupang, Mataram, Pangkalpinang, Pekanbaru, Samarinda, dan Ternate. CRIC bekerja sama dengan UCLG ASPAC, Uni Eropa, dan mitra lainya.
Oleh karena itu kota dan pemerintah daerah semakin diakui sebagai aktor kunci dalam perannya mengatasi tantangan iklim dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustoimnable Development Goals (SDGs).
Ratusan juta masyarakat miskin di wilayah perkotaan sangat kekurangan berbagai macam infrastruktur dasar, termasuk kekurangan air bersih dan fasilitas sanitasi. Masalah ini akan semakin memburuk saat wilayah yang paling rentan terdampak oleh kenaikan permukaan air laut, banjir, tanah longsor, polusi udara, topan, badai, atau panas dan kekeringan yang ekstrem, yang terkait dengan perubahan iklim.
Mempertimbangkan pentingnya upaya untuk meningkatkan ketahanan iklim di perkotaan, United Cities and Local Government Asia-Pacific (UCLG ASPAC) sebagai asosiasi kota dan pemerintah daerah di kawasan Asia dan Pasifik pada tahu 2020 menginisiasi proyek CRIC.
Terahir Marten menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan agar mampu mengetahui langka-langka dalam menangani permalasahan bencana alam di Kota Gorontalo.
“Oleh karena itu kegiatan seperti ini sangat penting untuk kami laksanakan agar dalam melaksanakan pembangunan kita tau apa yang harus kita lakukan di dalam menangani masalah-masalah bencana di daerah kami,” pungkasnya.
(adv/and)