HESTEK.CO.ID – Insiden ambruknya jembatan penghubung di Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, menuai reaksi keras dari tokoh muda Gorontalo, Man’uth Ishak. Ia mendesak pemerintah segera mengambil tindakan konkret dan tidak hanya memberi “surga telinga” atau janji manis kepada masyarakat yang terdampak.
Menurut Man’uth, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses utama bagi ratusan warga di beberapa desa. Akibatnya, sekitar 600 kepala keluarga kini terisolir. Bahkan, aktivitas belajar-mengajar terpaksa diliburkan karena akses menuju sekolah terputus total.
“Semoga ini bukan sekadar surga telinga. Masyarakat menunggu solusi, bukan janji. Kita bicara tentang hak dasar warga untuk bergerak, untuk sekolah, dan untuk hidup layak,” ujar Man’uth kepada wartawan, Senin (15/4/2025).
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah tidak boleh hanya datang dengan narasi simpatik atau sekadar meninjau lokasi bencana tanpa disertai langkah konkret. Menurutnya, ini bukan pertama kalinya keluhan mengenai perbaikan jembatan tersebut terabaikan.
“Jangan tunggu viral baru bergerak. Ini bukan soal pencitraan, ini soal nyawa dan masa depan generasi kita. Anak-anak sudah diliburkan karena akses ke sekolah terputus, ini darurat,” tambahnya dengan nada tegas.
Lebih lanjut Man’uth meminta Pemerintah Kabupaten Gorontalo juga tidak hanya fokus pada relokasi Pasar Pulubala, melainkan akses bagi masyarakat khususnya yang terdampak akibat ambruknya jembatan tersebut.
“Sebagai pemuda yang pernah bersekolah di Pulubala, saya meminta ini menjadi perhatian pemerintahan, khususnya pada kepemimpinan Bapak Sofyan Puhi,” tuntas Mantan Presiden BEM Universitas Gorontalo itu.