HESTEK.CO.ID – Palestina meminta dunia internasional melakukan intervensi untuk menghentikan eskalasi militer Israel di Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, setidaknya 13 warga Palestina tewas, termasuk empat anak dan empat wanita, serta 20 lainnya terluka dalam serangan udara Israel di wilayah yang diblokade itu pada Selasa (9/5/2023) pagi.
Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan menyebut serangan Israel tersebut sebagai kejahatan keji dan perpanjangan perang terbuka pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina. Pemerintah Israel pun diminta bertanggung jawab atas konsekuensi serangannya.
“Solusi politik yang dinegosiasikan adalah satu-satunya cara untuk mencapai keamanan dan stabilitas,” bunyi pernyataan itu seperti dikutip dari Anadolu.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh, mengutuk serangan Israel dan menyebutnya sebagai terorisme negara.
“Agresi terhadap rakyat kami di Jalur Gaza adalah terorisme negara terorganisir dan upaya untuk mengekspor krisis internal yang diderita pemerintah ekstremisme di Israel,” cetus Shtayyeh dalam sebuah pernyataan.
Setidaknya 123 warga Palestina telah tewas oleh tembakan Israel sejak awal tahun ini, menurut angka yang dikeluarkan pemerintah Palestina. Sementara 19 orang Israel juga tewas dalam serangan terpisah selama periode yang sama.
Jet Tempur Israel Gempur Jalur Gaza, Anak-anak Jadi Korban
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sebanyak 10 orang tewas dalam serangan udara terbaru Israel di Jalur Gaza pada Selasa (9/5/2023).
Serangan yang diklaim militer Israel menargetkan anggota senior kelompok pejuang terkemuka Palestina itu menimbulkan korban tewas masyarakat sipil, termasuk anak-anak.
“Serangan itu menyebabkan beberapa orang terluka selain 10 orang tewas,” ungkap Kementerian Kesehatan Palestina kepada Youmna El Sayed dari Al Jazeera, yang mencatat ledakan terdengar di dekat daerah permukiman sekitar pukul 02:00 waktu setempat.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak memberikan angka korban, tetapi mengeluarkan pernyataan langka yang mengonfirmasi operasinya di Gaza.
IDF mengklaim telah membunuh anggota tertinggi kelompok pejuang Jihad Islam, termasuk Khalil Bahtini, yang mengepalai cabang kelompok itu di Gaza utara, Jahad A’Nam, sekretaris dewan militernya, dan Tarek Ezz Al-Din, yang dituduh merencanakan serangan di Tepi Barat yang diduduki.
Dalam operasi yang dinamai “Perisai dan Panah” itu, IDF mengatakan pihaknya menyerang target teroris tambahan di Gaza. Israel pun tampaknya memperkirakan akan adanya pembalasan dari para pejuang Palestina.
Militer Israel telah menginstruksikan warga yang tinggal di dekat perbatasan dengan Gaza untuk tetap dekat dengan kawasan lindung, seperti ruang bawah tanah atau tempat perlindungan bom.
Gejolak kekerasan terjadi hanya beberapa hari setelah Israel dan anggota Jihad Islam baku tembak atas kematian Khader Adnan, seorang komandan senior militan yang tewas setelah mogok makan selama 86 hari dalam tahanan Israel.
Lusinan roket dilaporkan ditembakkan ke Israel, memicu serangan udara oleh IDF. Kedua belah pihak kemudian dikatakan telah mencapai gencatan senjata sementara.
Meski serangan Israel di Gaza sering terjadi, kematian para pemimpin tertinggi Jihad Islam kerap memicu tanggapan yang keras.
Source : SINDOscope