Post ADS 1

Aksi Demo Berakhir Ricuh, Kantor Bupati Pohuwato Dibakar Massa

Potret Kantor Bupati Pohuwato dibakar massa. [dok. Istimewa]
banner 120x600
Share :  

HESTEK.CO.ID – Kantor Bupati Pohuwato, di Provinsi Gorontalo, menjadi sasaran kemarahan ribuan masyarakat penambang emas yang kecewa atas ketidakjelasan pembayaran lahan milik mereka. Padahal, lahan milik mereka saat ini sudah di kuasai oleh pihak perusahaan.

Aksi demo dengan nama Forum persatuan ahli waris IUP OP 316 dan ahli waris penambang Pohuwato menuntut pihak perusahaan mengembalikan lokasi warisan leluhur masyarakat penambang Pohuwato.

Massa juga mendesak Pani Gold Project (PGP) menghentikan aktivitas penambangan serta meyelesaikan ganti rugi lahan yang menjadi hak-hak penambang.

Massa kemudian mendatangani kantor DPRD Pohuwatu, berharap dapat menemui anggota dewan dan menyampaikan kekecewaan mereka. Harapan mereka sirna karena pimpinan DPRD tidak berada di tempat.

Massa pun bergerak ke kantor Bupati Pohuwato, berharap bertemu sang bupati, yang lagi-lagi tidak berada di kantor. Tak lagi dapat menahan kesabaran, massa merusak dan membakar kantor bupati

Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya menyesalkan terjadinya aksi demonstrasi yang berakhir rusuh, sehingga menyebabkan terbakarnya kantor Bupati Pohuwato di kecamatan Marisa.

“Saya tegaskan tadi itu buka demo, tapi kerusuhan yang ditimbulkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Saya minta sekali lagi masyarakat Pohuwato untuk menjaga kotanya, apalagi fasilitas pemerintah yang dibakar itu adalah pusat pelayanan bagi masyarakat di Pohuwato,” kata Ismail Pakaya dalam keterangan persnya di Pohuwato, Kamis (21/9/2023) malam.

Menurut Ismail, pemerintah Kabupaten Pohuwato akan mencari gedung alternatif untuk memastikan tetap berlangsungnya operasi kegiatan pemerintahan dan pelayanan masyarakat di daerah itu. “Kalau kita membakar milik pemerintah, berarti kita merugikan kita sendiri sebagai masyarakat, harusnya tidak terjadi pembakaran dan perusakan,” kata Ismail.

Namun ia memastikan bahwa kondisi kota Marisa, ibu kota Kabupaten Pohuwato tetap terkendali

Jaga Situasi, Jumlah Polisi Ditambah

Kepala Kepolisian Daerah Gorontalo, Irjen Polisi Angesta Romano Yoyol mengatakan telah mengamankan sejumlah orang untuk dimintai keterangan pascademonstrasi yang berakhir rusuh tersebut.

Pihaknya juga telah menambah jumlah personil polisi di enam lokasi yang sebelumnya mengalami aksi perusakan dan pembakaran oleh massa.

“Diamankan itu jumlah belum bisa kita sampaikan karena ada yang sebatas saksi, ada yang memprovokasi, ada yang melakukan. Dan penambahan itu pasti ada, seperti yang rekan-rekan lihat ada yang membawa bensin,” kata Irjen Angesta.

Menjawab pertanyaan wartawan, Angesta mengakui saat terjadinya peristiwa pembakaran itu jumlah aparat keamanan di lapangan tidak sebanding dengan jumlah massa yang mencapai ribuan orang.

“Kita lihat jumlah massa dengan jumlah polisi di sana jauh, karena kita mengamankan di sini ada 12 titik yang kita jaga, dengan jumlah polisi hanya 30 orang dengan massa sekian ribu tidak akan berimbang,” jelas Irjen Angesta.

Sedikitnya 10 polisi luka-luka, termasuk dua polisi yang mengalami patah tulang, dalam serangkaian kericuhan di kota itu.

(hsk/voa/oyi)