HESTEK.CO.ID – Djalaluddin Mobonggi dilaporkan meninggal dunia usai terlibat cekcok dengan sejumlah warga yang diduga berasal dari Papua, terkait perusakan tanaman di kawasan Bumi Perkemahan (Buper) Bongohulawa.
Menurut keterangan putra korban, Icuk Mobonggi, insiden bermula saat sang ayah yang akrab disapa Om Jala menegur sekelompok orang warga Papua yang diduga merusak tanaman di lokasi tersebut.
Area perkemahan itu, kata Icuk, merupakan lahan milik pemerintah daerah yang tengah dibenahi dan dijaga untuk agenda nasional Pramuka dalam waktu dekat ini.
“Saat bapak mau pergi ke masjid, tiba-tiba mereka datang dalam keadaan seperti habis minum. Saat mendekati rumah, mereka mulai berteriak-teriak,” ungkap Icuk, Jumat (20/6/2027).

Icuk mengaku langsung keluar rumah ketika mendengar keributan, dan sempat mengajak ayahnya menjauh untuk melanjutkan perjalanan ke masjid.
Namun situasi justru memanas saat salah satu dari kelompok tersebut melontarkan ucapan keras menanggapi teguran korban.
“Kenapa torang babakase rusak?” ujar salah satu dari mereka, seperti ditirukan Icuk.
Dengan nada tenang namun tegas, korban menjelaskan bahwa tanaman yang dirusak merupakan milik pemerintah daerah, serta dilarang melakukan perusakan di kawasan tersebut
“Papa langsung bilang, Pace ini tanaman pak bupati, pekan depan ada event besar,’” jelas Icuk.
Namun para terduga pelaku tetap bersikeras bahwa mereka telah memperoleh izin dari seseorang, meski tidak jelas siapa yang dimaksud.
“Torang tidak pake disini, ada yang kasi izin, orangnya gode-gode di halte sana,” ucap mereka, menurut penuturan Icuk.
Melihat situasi semakin tidak kondusif, Icuk sempat merekam kejadian tersebut. Tindakan itu justru memicu kemarahan, hingga beberapa dari mereka diduga mengambil senjata tajam dan batu untuk menyerang.
“Mereka justru menyerang saya dan ayah saya. Saya lari cari pertolongan dan sudah tidak tahu lagi kondisi bapak seperti apa,” ujar Icuk dengan nada emosional.
Akibat kejadian tersebut, Om Jala sempat dilarikan ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan atau sesaat setelah tiba di fasilitas medis.
Kapolres Gorontalo, AKBP Ki Ide Bagus Tri, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan awal terhadap jenazah korban. Dari hasil visum sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Namun kami tetap melakukan penyelidikan untuk mendalami lebih lanjut peristiwa ini,” ujar AKBP Bagus.
Ia juga mengonfirmasi bahwa beberapa saksi termasuk warga Papua itu juga telah dimintai keterangan oleh kepolisian. Namun hingga kini identitas mereka belum dapat dipublikasikan.
“Nanti kami sampaikan lebih lanjut hasil penyidikan. Kami minta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi,” tambahnya.
Pihak keluarga berharap penyelidikan dapat dilakukan secara transparan dan menyeluruh, mengingat mereka meyakini bahwa korban mengalami tekanan atau serangan yang menyebabkan kematian mendadak tersebut.