Example floating
Example floating
Example 728x250
News

Dipelintir Jadi Isu Politik, Pengembalian Nama ‘Bandayo Li Mbui’ ke BPU Kabila Murni Histori Sejarah

REDAKSI
74
×

Dipelintir Jadi Isu Politik, Pengembalian Nama ‘Bandayo Li Mbui’ ke BPU Kabila Murni Histori Sejarah

Sebarkan artikel ini
Gedung BPU Kabila. FOTO IST

HESTEK.CO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone Bolango menegaskan bahwa pergantian nama Gedung Bandayo Li Mbui menjadi BPU Kabila sama sekali tidak ada kaitannya dengan persoalan politik, apalagi soal menang atau kalah dalam Pilkada.

Hal ini disampaikan Ketua Tim Kerja Bupati Bone Bolango, Miftahudin Jasin, menanggapi pernyataan Frengky Uloli di salah satu media online yang menuding pergantian nama tersebut dilatarbelakangi dendam politik Bupati Bone Bolango, Ismet Mile, terhadap Bupati sebelumnya, Merlan Uloli.

Example 300x600

“Sejak awal dibangun pada tahun 70-an, gedung itu bernama BPU Kabila. Baru pada masa Bupati Merlan Uloli diganti menjadi Bandayo Li Mbui. Jadi sekarang kami hanya mengembalikan ke nama aslinya,” ujar Miftah saat dihubungi wartawan, Kamis (28/8/2025).

Menurutnya, pengembalian nama gedung BPU Kabila merupakan bagian dari upaya menjaga identitas dan nilai historis masyarakat Kabila. Ia menegaskan, langkah tersebut tidak akan mengganggu program pembangunan maupun kebijakan pemerintahan Ismet Mile–Risman Tolingguhu.

“Sebaliknya, penyesuaian nama ini adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah lokal, agar setiap kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan yang berlangsung di gedung tersebut selalu berakar pada nilai-nilai kearifan daerah,” jelas Miftah.

Ia memastikan seluruh program prioritas, mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetap berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada hambatan.

“Dengan demikian, pengembalian nama gedung ini dapat dipandang sebagai penyempurna, bukan penghalang, karena mampu menghubungkan semangat pembangunan modern dengan sejarah dan budaya lokal yang menjadi jati diri masyarakat Bone Bolango,” tegasnya.

Senada dengan itu, tokoh masyarakat Kabila, Niko Ilahude, menambahkan bahwa banyak warga Kabila justru sempat menyampaikan penolakan ketika gedung BPU diganti menjadi Bandayo Li Mbui di masa pemerintahan Merlan Uloli.

“Masyarakat banyak yang tidak setuju pergantian nama itu (dari BPU Kabila ke Bandayo Li Mbui),” ungkap Niko.

Ia bahkan menyayangkan langkah Merlan Uloli yang hanya merehabilitasi gedung BPU tanpa membangun gedung baru.

“Kalau alasannya untuk menghargai kaum perempuan, seharusnya beliau membangun gedung baru. Sama halnya seperti di Kota Gorontalo yang membangun gedung Bele Li Mbui, tanpa harus menghilangkan BPU,” tukasnya.

 

Example 120x600
Example 300250
banner 240x300